Awal januari kemarin saya ditugaskan untuk menghadiri meeting nasional yang diadakan kantor pusat saya di Jakarta, dan saya berkesempatan menginap di Hotel Amaris Tangcity, yang letaknya berdekatan dengan kantor saya. Saya menginap 4 hari 3 malam di hotel tersebut, pada saat pertama kali datang, saya melihat ada beberapa tamu yang mengeluhkan kunci kamar yang bermasalah. Jadi saat saya check in jam 11,20 saya masih belum mendapatkan kamar walaupun sudah booking beberapa hari sebelumnya. Sekitar jam 1 lebih akhirnya saya baru mendapat kamar.
Hotel Amaris Tangcity
Tangcity Superblok,
Jalan Jendral Sudirman No. 1, Babakan, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15117
Telepon: (021) 29170999
Yang saya sesali di sini adalah lambannya pihak resepsionis dalam menangani keluhan para tamu. Bahkan terkesan judes saat kami mulai tidak sabar untuk menanyakan ketersediaan kamar pesanan kami, karena total kami memesan 9 kamar dan belum ada satu kamarpun yang bisa dikonfirmasi ketersediaannya.
Setelah berdebat panjang lebar akhirnya saya berhasil mendapatkan kamar no smoking, karena pada awalnya, salah satu rekan saya membooking 9 kamar smoking dan menurut mbak resepsionis tidak bisa di ganti menjadi kamar no smoking.
Inilah kamar 825 yang saya dapatkan, pencahayaannya menurut saya agak kurang, karena terkesan remang-remang. Saat saya datang pertama kali, saya bersih-bersih dan membereskan pakaian, betapa terkejutnya saya, saat saya sedang berada di kamar mandi, pintu kamar saya ada yang membuka dari luar. Saat saya buru-buru keluar ternyata ada mas petugas dan dua tamu pasangan berusia lanjut, ternyata pihak respsionis salah memberikan nomor kamar kepada mereka, sehingga mereka membuka kamar saya menggunakan kunci master karena mereka di beritahu kalau kamar mereka adalah 825 -___-.
Belum pernah saya mengalami kejadian seperti ini sepanjang pengalaman saya menginap di hotel. Sejak itu saya selalu parno saat mendengar bunyi pintu di buka atau di tutup :(
Pada bagian pojok ada safety box yang bisa di gunakan untuk menyimpan barang-barang berharga tamu yang menginap.
Tapi alangkah terkejutnya saya saat melihat tidak ada pemanas yang biasa disediakan di hotel lainnya, bahkan sebungkus kopi atau tehpun tidak ada. Namun air panas bisa di dapatkan di galon air di setiap lorong kamar, namun air panas dari galonnya tercium bau amis, jadi saya mengurungkan niat saya untuk membuat kopi di kamar hotel.
Saya mendapat kamar dengan view bangunan kosong yang akan di bangun menjadi apartemen, sehingga saat siang sangat berisik karena bunyi pukulan palu dan berbagai aktivitas pembangunan dapat didengar dengan jelas dari kamar saya.
Kamar mandinya sendiri menggunakan sistem shower dan saya suka, karena air panasnya tidak membutuhkan waktu yang lama sudah keluar dengan baik.
Namun buat saya kamar mandinya sedikit sempit karena sama sekali tidak ada ruang kosong.
Untuk ukuran budget hotel seharga IDR 380.000- permalam, hotel ini benar-benar sangat tight budget. Walaupun kamar ini dilengkapi dengan free wifii, namun sinyalnya kurang bagus, sehingga saya memutuskan untuk menggunakan koneksi internet pribadi daripada mengaktifkan wifii, karena saat saya mengaktifkan wifii, tanpa sadar semua email dan pesan saya terpending. Saat saya keluar dari hotel barulah semua pesan itu masuk berbarengan, belajar dari pengalaman tersebut, di hari kedua saya mematikan wifii di perangkat seluler saya.
Untungnya setelah itu tidak ada gangguan lagi, saya bisa menikmati malam dengan tenang walaupun masih terdengar suara pintu dibuka dan ditutup dengan jelas, suara tamu yang mengobrol dan berjalan di lorong juga dapat terdengar dengan jelas.
Menu sarapan paginya cukup bervariasi walaupun rasanya terbilang standar buat saya.
Mulai dari appetizer hingga desserts tersedia saat breakfast.
Hari kedua saya dikejutkan dengan abu rokok di atas toilet saya, padahal saya tidak merokok makanya saya memilih kamar no smoking. Kalau bukan saya berarti petugas kebersihan kan? Mengapa dia merokok di ruangan no smoking? Kalau saya yang di denda karena merokok di ruangan no smoking padahal saya tidak merasa merokok bagaimana?
Ini adalah menu breakfast hari kedua, dan rasanya masih standar dengan hari sebelumnya.
Hari ketiga kami harus check out jam 6 pagi, maka tidak ada breakfast untuk kami. Awalnya kami ditawari roti untuk pengganti sarapan tapi kami sudah memiliki roti sendiri, makanya tawaran itu tidak kami ambil.
Overall saya senang tinggal di hotel budget ini diluar insiden pintu yang dibuka dari luar dan abu rokok di toilet saya ya. Harganya cukup terjangkau walaupun kami tidak mendapat fasilitas yang memuaskan, sesuai lah dengan harga yang kami bayarkan. Satu hal lagi, hotel ini dekat dengan Tang City sehingga kita tidak akan kesulitan mencari makanan dan cemilan di sini, karena di dalam Tang City ada A&W, KFC, Roppan, bahkan Carefour. Ada yang memiliki pengalaman serupa dengan saya saat menginap di hotel?
Serem juga ya mba kalo pas tidur pintunya kebuka sendiri. Kalo saya pintu hotel dibuka dari luar pernah ketika petugas room service mau bersihin kamar, tentunya diketuk2 dulu cuma karena saya lagi ribet pake kerudung, akhirnya dibuka dari luar. Untung kerudung uda kepake.
ReplyDeleteGa kebuka sendiri sih mba, seperti ceritaku diatas, dibuka sama salah satu pegawai hotelnya menggunakan kunci master karena tamu tersebut diberitahu kalau kamar mereka no 825, padahal itu kan kamar saya ðŸ˜
DeleteDi deket rumahku juga ada hotel amaris dan jika kebetulan rumah padam listrik cukup lama atau mesin air rusak, kami memilih untuk nginep di hotel amaris ini karena murah lah buat ngungsi mendadak.
ReplyDeleteYa sih untuk harga sih murah ya amaris ini tapi pelayanan amaris di tangcity ini parah banget menurutku mba, padahal amaris lain ga segininya deh.
DeleteWaaak deket banget dari rumahku ini!
ReplyDeletezahrasalsa.com
Rumahnya daerah tangcity ya mbak hehehee
DeleteNgeri banget, masa kamar tiba-tiba dibuka gitu! Hotelnya masih beruntung karena mba engga lagi ngapain gitu di dalem kamar, misalkan ganti baju, dll.
ReplyDeleteJadi pasangan itu dikasih tau resepsionis kalau kamar mereka tuh kamar 825 yg notabene adalah kamar saya, tapi sewaktu mereka masukkan kuncinya tidak bisa dibuka, karena memang aksesnya cm satu kunci satu kamar kan? Dan sudah saya pegang kuncinya, nah mereka minta bantuan mas2 pegawai situ untuk bukain pakai kunci master, mereka blg pintunya ga bisa dibuka, ternyata pas dibuka ada tasku di depan pintu kamar mandi yg bersebelahan dengan pintu kamar, nah mereka ga jadi masuk karena lihat tasku disitu.
DeleteHoror bangey ceeee dibuka dari luar. Kalo lagi ganti baju atau lagi tidur bejimanaaa??? 😱😱😱 seremmmmm
ReplyDeletewww.kornelialuciana.com
Makanya sejak saatitu parno banget, mana tmn2 lain di lantai 2 dan 3, aku sendirian di lantai 8 huhuhuu ouji Tuhan ga ada apa2 lagi sih setelah kejadian horror itu
DeleteIh, kalo pas mandi gak kedengeran org masuk gimana tuh.. Kalo CS nya masuk,.. Serem.. Jadi parno sendiri..haha
ReplyDeleteWw.florensiasella.com
Justru saat itu saya lagi bersih2 di toilet krn baru banget check in, pas di toilet kaget denger ada yg buka pintu kamar dari luar dna bilang, eh kok ada tasnya, kayaknya bukna ini deh, lalu ditutup lagi. Buru2 aku pakai baju lengkap donk karena posisi toilet persis di sebelah pintu kamar, serem kalau mendadak dibuka ajah pintu toiletnya 😞
DeleteIya.. Kok kayak gak teliti gitu kerjanya.. Memangnya di bagian informasi gak ditandai kalo dikamar itu sudah ada orang..ckck
DeleteJd misbooking yg pasangan itu ya mba. Tapi ngeri ya. Lah itu kalo misal abjs mandi masi andukan tiba2 kebuka gmn coba T_T
ReplyDeleteYg salah tuh resepsionisnya, harusnya kan di dia ada catatan kamar berapa sudah ada org atau belum, pasangan itu kan taunya dikasih kamar 825 ya dia terima aja kan?
DeleteAku pernah nginep di Amaris Semarang, bentuk kamarnya mirip2 ini hehe.
ReplyDeleteKayaknya semua Amaris sama deh dekorasinya hehehee kan satu perusahaan 😊
DeleteIni hotel budget kayanya emang banyak yang begini...
ReplyDeleteaku sudah 2x nginap di Amaris dan tidak ada masalah mba, baru kali ini deh nginep di Amaris kejadian ga enak gini :(
DeletePadahal harganya sendiri sebenernya ga tight-tight banget ya, apalagi untuk kelas tangerang. Aku pernah ke amaris yang di kota, sama kecil juga, tapi kamarnya masih lebih kedap dan lebih tenang suasananya. Kayanya trainingnya juga kurang kali ya dari pihak hotel jadi kaya linglung gitu semua petugasnya
ReplyDeletekayaknya semua hotel budget ga kedap deh kamarnya, pas aku datang memang lagi heboh banget lobby nya karena banyak kunci yang tidak berfungsi, jadi banyak tamu yang komplain, mungkin karena itu jadi tidak hati-hati ngasih nomor kamar yang sama pada tamu yang berbeda :(
DeleteHyaaahhh kok bisa salah gtu?
ReplyDeleteSaya pernah nginep di Amaris tapi yg di Bogor, ok2 aja sesuai rate, cuma sayang wifinya gak kenceng :(
Dunno mbak, hehehee saya juga pernah 2x menginap di Amaris, satu jakarta dan satu di Cirebon (yg saya review juga disini) dan keduanya oke kok, sesuai dengan harga yang kita bayarkan.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePastinya saya sudh bicara langsung dengan mereka sebelum saya muat di blog saya mbak, tapi tidak ada tanggapan serius.
DeletePas kejadian pintu dibuka dari luar saya langsung komplain sorenya saat saya pergi untuk makan malam, dan tanggapannya hanya, oh ya bu? Maaf ya bu, sekian tidak ada penjelasan sama sekali.
Kejadian kedua saat ada abu rokok di malam kedua saya, saya laporkan berikut fotonya saya tunjukan ke resepsionis dan lagi-jawabannya tidak memuaskan, kami cek ya bu, terima kaish infonya, sekian dan no sorry.
Sampai malam ketiga saya tidak ada kabar apapun, dan pagi dihari keempat saya check out 😉
Saya tidak bilang hotel ini jelek kok, tolong dibaca paragraf akhir ya mbak, saya tidak hanya mengeluhkan keamanan dan kebersihan kamarnya saja, namun kelebihan merekapun saya bahas disini.
Tolong dipikirkan perasaan saya yang menginap seorang diri saat itu ya mbak, kalau mbak yg jadi saya gimana tuh? Bakalan parno sendiri nggak?