Kalian pasti sering banget mendengar tentang sustainable beauty yang
memang sedang di gaungkan sejak awal tahun 2020 yang lalu, memang apa
sih sustainable beauty tuh? Sustainable beauty tuh arti sederhananya
adalah melakukan rutinitas kecantikan tanpa merusak lingkungan dan aman
untuk makhluk hidup disekitar kita. Karena di sadari atau tidak,
ternyata usaha kita untuk merawat dan mempercantik diri terkadang malah merusak
lingkungan di sekitar kita. Contoh sederhananya, setiap hari kita
menggunakan beragam produk perawatan kulit dan kecantikan bukan, mulai dari sabun, sampo, pasta gigi, lotion, skincare sampai
makeup. Sebagian besar terbuat dari kemasan plastik bukan, apakah plastik yang digunakan sudah ramah lingkungan?
Source: www.shutterstock.com
Sustainable beauty, kenali produk kecantikanmu dimulai dari label
Belum lagi jika kita meneliti kandungan di dalam
masing-masing produk, yang berpotensi membahayakan tubuh kita juga
berpotensi membahayakan lingkungan. Apa kabar bumi kita 50 tahun mendatang, bumi seperti apakah yang akan anak dan cucu kita tempati kelak? Dari situlah istilah sustainable beauty hadir, selain meminimalisasi dampak negatif untuk kulit, juga menciptakan produk yang tidak hanya aman bagi tubuh kita tetapi juga tidak berbahaya bagi lingkungan.
Source: www.shutterstock.com
Bertahun-tahun saya berkecimpung di dunia kecantikan, tepatnya sejak saya membuat blog tempat saya berbagi review produk yang saya yakini dapat membuat saya lebih cantik 😁, saya agak sedih melihat trend kecantikan yang bergeser ke arah yang tidak sehat. Banyak brand yang mengeluarkan produk dalam kemasan sachet, kalau sample saya masih bisa paham karena memang terkadang kita perlu sample untuk mencoba suatu produk apakah cocok dengan kita atau tidak. kalau langsung membeli dalam ukuran sebenarnya trus nggak cocok kan sayang ya, kalau share in jar dengan orang yang tidak dikenal juga menurut saya masih agak serem juga, apalagi di tengah pandemi seperti ini.
Tapi akhir-akhir ini banyak brand lokal yang mengeluarkan produk dalam kemasan sachet untuk produk yang nggak masuk akal seperti maskara, concealer dan lipstick, ga usah sebut merk ya tapi memang awalnya trend makeup seperti ini tuh asalnya dari Thailand yang tujuan utamanya adalah praktis dan murah. Nah dipostingan saya kali ini saya mau mengajak kalian sebagai pembaca blog saya untuk mulai mempelajari apa itu sustainable beauty dimulai dari mengenali label produk kecantikan kalian.
Source: www.shutterstock.com
Sustainable beauty, kenali produk kecantikanmu dimulai dari label
Kalau dalam dunia kecantikan ada istilah clean beauty yang berarti produk skin care atau kosmetik yang dibuat tanpa bahan-bahan berbahaya yang bisa memberikan efek negatif pada kulit maupun kesehatan tubuh kita. Apa saja bahan berbahaya tersebut? Banyak, namun saya hanya akan membahas 3 diantaranya:1. Paraben
Paraben sampai hari ini masih menjadi perdebatan serius di dunia kecantikan, karena paraben adalah bahan pengawet yang mencegah bakteri jahat dan jamur tumbuh dan berkembang pada produk kecantikan. Namun dalam jumlah tertentu, pada penggunaan sehari-hari bila terserap oleh kulit, paraben dan turunannya, seperti methylparaben, ethylparaben, propylparaben, isobutylparaben, dan butylparaben dapat memicu kerusakan sel-sel kulit dan gangguan proliferasi sel karena zat ini tidak sepenuhnya dapat diolah oleh tubuh.
Kenapa menurut saya harus dihindari, karena banyak sekali produk yang masih menggunakan paraben sebagai bahan pengawetnya, mulai dari produk perawatan kulit seperti lotion, sabun, scrub, aneka makeup, deodoran, skincare, sampo, dan masih banyak lagi. Bayangkan kalau setiap produk yang kita gunakan setiap harinya mengandung paraben, setelah sekian tahun apakah tidak menutup kemungkinan semakin banyak yang terserap oleh kulit?
Source: www.shutterstock.com
2. Fragrance dan Phthalates
Fragrance merupakan bahan yang berfungsi untuk memberi aroma pada produk, sedangkan phthalates adalah senyawa yang bisa menjaga agar aroma tersebut bisa lebih tahan lama. Kedua bahan kimia ini terbukti berbahaya bagi organ reproduksi dan hormon penggunanya. Parfum pada kulit yang sensitif dapat membuat kulit mengalami iritasi, kemerahan, rasa perih dan nyeri, juga gatal.
Lalu kenapa skincare yang mengandung fragrance dapat menimbulkan alergi? Karena pewangi buatan biasanya di buat dari fragrance yang terbuat dari essential oil dan senyawa aromatik. Selain itu juga kandungan dalam aroma pada produk skincare merupakan campuran dari minyak kelapa, liquid waxes, benzyl alcohol, camphor, ethyl acetate, liquid waxes, dan senyawa lainnya. Bahan-bahan inilah yang dapat memberikan dampak negatif untuk kulit.
Pada skincare istilah pewangi biasanya ditulis sebagai fragrance, parfum, linalool, citronellol, geraniol, aneka macam oil seperti lavender oil, atau ekstrak tumbuhan seperti rose flower extract. Ini sebabnya kita perlu mulai mengenali dan mempelajari label pada produk kecantikan kita.
Pada skincare istilah pewangi biasanya ditulis sebagai fragrance, parfum, linalool, citronellol, geraniol, aneka macam oil seperti lavender oil, atau ekstrak tumbuhan seperti rose flower extract. Ini sebabnya kita perlu mulai mengenali dan mempelajari label pada produk kecantikan kita.
Source: www.shutterstock.com
Sustainable beauty, kenali produk kecantikanmu dimulai dari label
Repot amat sih? Tinggal di cium aja kali, kalau ada aromanya berarti mengandung pewangi buatan, gitu kan? Salah besar kalau berpikiran seperti itu, karena ada produk yang tidak memiliki aroma karena menggunakan pewangi untuk menghilangkan aroma bahan aslinya. Dan pewangi buatan yang ditambahkan untuk membuat produk itu tidak memiliki aroma. Jadi klaim fragrance free atau unscented belum tentu berarti produk tersebut tidak mengandung pewangi buatan. Tapi produk itu hanya sekadar tidak menimbulkan bau yang bisa tercium oleh hidung kita.
Sebaliknya ada juga skincare yang memiliki aroma dari bahan alami yang baik untuk kulit. Contohnya adalah vanila, timun, aloe vera, almond, cocoa butter, dan shea butter yang aman untuk diaplikasikan ke wajah.
Sebaliknya ada juga skincare yang memiliki aroma dari bahan alami yang baik untuk kulit. Contohnya adalah vanila, timun, aloe vera, almond, cocoa butter, dan shea butter yang aman untuk diaplikasikan ke wajah.
Source: www.shutterstock.com
3. Hydroquinone
Hydroquinone merupakan salah satu senyawa yang masih menjadi perdebatan sengit di dunia kecantikan. Sebenarnya Hydroquinone adalah senyawa pemutih topikal yang banyak ditemukan dalam krim dan serum pencerah kulit, dan juga dipakai dalam pengobatan hiperpigmentasi. Dalam jumlah tertentu masih aman, karena ada beberapa kondisi hiperpigmentasi yang bisa diatasi dengan obat yang mengandung hydroquinone, yaitu melasma, flek hitam, dan chloasma.
Namun obat jenis ini hanya bisa digunakan sesuai dengan resep dokter, yang meresahkan adalah penjual krim abal-abal yang menjual produk pencerah kulit secara bebas dengan klaim dapat mencerahkan dan memutihkan kulit dalam jangka waktu singkat, tanpa edukasi kalau hal ini bisa menimbulkan efek buruk jika penggunaannya berlebihan dan dengan dosis yang tidak tepat karena pemakaian hydroquinone ini benar-benar harus di bawah pengawasan dokter dan dalam dosis yang tepat.
Source: www.shutterstock.com
Nah kalau sudah jelas kira-kira bahan berbahaya apa yang harus kita hindari sekarang kita beralih ke kemasan produk ya.
1. Sampah plastik sekali pakai
Coba deh diingat-ingat, kalau membuang sampah kalian biasanya langsung buang gitu aja atau dipilah-pilah dulu sesuai dengan bahan pembuatnya? Misalnya plastik dengan plastik, kertas dengan kertas? Kalau selama ini kalian langsung buang begitu saja, mulai sekarang coba di pilah-pilah ya, karena sampah plastik kalau berakhir di tempat sampah tuh potensi daur ulangnya kecil, kecuali jika kita pisahkan untuk di daur ulang kembali, baik dialihfungsi menjadi kerajinan tertentu seperti tas belanja atau diserahkan pada pihak ketiga yang mengurus distribusi sampah non- organik seperti Octopus. Octopus adalah aplikasi smartphone untuk memanggil pemulung yang membantu mengelola sistem pembuangan sampah agar lebih tertata, sehingga proses daur ulang sampah non-organik (seperti logam, kertas, kaca dan plastik) dapat berjalan lebih baik.
2. Kandungan plastik dan mikroplastik
Mikroplastik adalah plastik dengan ukuran yang sangat kecil sehingga sulit dilihat secara kasat mata. Kalian pernah menggunakan produk yang mengancung scrub, bisa jadi di dalam scrub yang kita pakai itu terkandung microbeads yang merupakan salah satu jenis mikroplastik. Menggunakan produk yang mengandung microbeads sama artinya dengan melepas mikroplastik ke lingkungan! Memang apa bahayanya?
Mikroplastik adalah plastik dengan ukuran yang sangat kecil sehingga sulit dilihat secara kasat mata. Kalian pernah menggunakan produk yang mengancung scrub, bisa jadi di dalam scrub yang kita pakai itu terkandung microbeads yang merupakan salah satu jenis mikroplastik. Menggunakan produk yang mengandung microbeads sama artinya dengan melepas mikroplastik ke lingkungan! Memang apa bahayanya?
Mikroplastik apabila masuk ke dalam tubuh manusia, maka dapat mengganggu sistem hormon yang dapat menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan bagi tubuh seperti kanker, ketidakseimbangan metabolisme, penuaan dini, infertilitas, bahkan gangguan syaraf. Selain itu juga mikroplastik membahayakan biota laut dan berperan dalam pemanasan global karena bisa memproduksi gas-gas rumah kaca, seperti metana, yang merupakan gas rumah kaca yang paling potensial dalam menyebabkan pemanasan global.
3. Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai komoditas lokal pada produk kecantikan
Setiap tahun kita pasti mendengar berita kebakaran hutan di berbagai wilayah di Indonesia, sudah bukan rahasia umum jika perkebunan kelapa sawit konvensional dibangun dari lahan hutan yang dialih fungsi menjadi perkebunan. Selain menyumbang jejak karbon yang besar karena proses pembakaran dan hilangnya pepohonan hutan yang berpotensi menyerap karbon, banyak habitat hewan yang lenyap karena jumlah hutan semakin berkurang.
3. Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai komoditas lokal pada produk kecantikan
Setiap tahun kita pasti mendengar berita kebakaran hutan di berbagai wilayah di Indonesia, sudah bukan rahasia umum jika perkebunan kelapa sawit konvensional dibangun dari lahan hutan yang dialih fungsi menjadi perkebunan. Selain menyumbang jejak karbon yang besar karena proses pembakaran dan hilangnya pepohonan hutan yang berpotensi menyerap karbon, banyak habitat hewan yang lenyap karena jumlah hutan semakin berkurang.
Nah, setelah mengetahui secara garis besar tentang sustainable beauty, saya akan share langkah sederhana yang bisa kalian lakukan untuk memulai gaya hidup sustainable beauty kalian.
1. Cari tahu tentang brand yang kamu gunakan
Ratusan brand kosmetik yang berada di pasaran, tidak semua brand mendukung sustainable beauty. Mulai saat ini mulai biasakan membaca label pada kemasan, apakah produk dari brand tersebut tested on animals? Apakah mereka memiliki program-program yang mendukung sustainable beauty? Seperti program daur ulang kemasan produk? Seperti yang di lakukan oleh Innisfree, The Body Shop, Sensatia Botanicals,dll? Saya adalah pengguna Innisfree sejak lama, tepatnya sejak saya mengetahui kalau Innisfree mengumpulkan botol bekas kemasan produknya, selama 10 tahun Innisfree sukses melakukan penghijauan lewat 12.524.850 botol kosong yang telah di recycle dan penanaman lebih dari 860 pohon pinus untuk lingkungan hidup yang lebih baik.
Source: www.shutterstock.com
Sustainable beauty, kenali produk kecantikanmu dimulai dari label
2. Ganti produk sekali pakai dengan reusable produk
Kapas, tisu, facial wipes, cotton bud adalah beberapa contoh produk sekali pakai yang sering digunakan dalam beauty routine yang kita lakukan setiap harinya, coba bayangkan berapa banyak kita gunakan semuanya itu dalam setahun? Saya sudah lama nggak pernah pakai kapas buat mengaplikasikan toner, tapi tetap butuh kapas untuk membersihkan kulit dan makeup, sekarang saya beralih pada reusable cotton pad yang setara dengan 1000 kapas sekali pakai.
Kapas, tisu, facial wipes, cotton bud adalah beberapa contoh produk sekali pakai yang sering digunakan dalam beauty routine yang kita lakukan setiap harinya, coba bayangkan berapa banyak kita gunakan semuanya itu dalam setahun? Saya sudah lama nggak pernah pakai kapas buat mengaplikasikan toner, tapi tetap butuh kapas untuk membersihkan kulit dan makeup, sekarang saya beralih pada reusable cotton pad yang setara dengan 1000 kapas sekali pakai.
3. Membaca dan Memahami Label Ingredients pada Produk Kecantikan
Saat membeli produk kecantikan, ada banyak hal yang harus diperhatikan, ada Production Date, Expired Date, dan Period After Opening yang semuanya berkaitan dengan kadaluarsa suatu produk yang biasa terdapat pada label produk. Production Date adalah tanggal produksi produk tersebut yang biasanya di singkat menjadi MD, MFD, atau M, Expired Date adalah tanggal kadaluarsa produk sebelum di buka yang biasanya disingkat menjadi EXP, ED, atau E, sedangkan Period After Opening yang menentukan masa simpan suatu produk setelah di buka yang biasanya di singkat menjadi PAO atau di tunjukan dengan gambar jar terbuka dengan angka yang menunjukan bulan di bagian tengahnya.
Source: www.shutterstock.com
Yang kedua adalah kandungan yang tertera pada ingredients list yang disusun berurutan dari kandungan dengan kadar atau kuantitas terbanyak ke terkecil, umumnya air dan di lanjutkan dengan kandungan yang berperan membentuk tekstur dari produk tersebut di urutan ke dua. Kemudian, dilanjutkan dengan kandungan aktif, pengawet, atau pewangi. Kalau kalian tidak bisa mengenali kandungan-kandungan tersebut, kalian bisa mencarinya di search engine atau mencarinya di website khusus untuk referensi kandungan produk kecantikan seperti Cosmetics Info, COSDNA, Glossary Beauty Journal atau Paula’s Choice Ingredient Dictionary.
Yang terakhir adalah logo yang terdapat pada label kemasan, beberapa diantaranya adalah Leaping Bunny yang berarti produk yang kamu kenakan nggak melakukan uji coba pada binatang atau yang sering di sebut cruelty free. Mobius atau anak panah berbentuk segitiga yang menandakan kalau kemasan produk itu dapat didaur ulang (recycled). Green Dot atau lingkaran dengan gambar anak panah mengarah ke dalam yang berarti kalau perusahaan yang memproduksi produk tersebut termasuk dalam bagian skema daur ulang dan telah mematuhi aturan limbah kemasan.
Sustainable beauty, kenali produk kecantikanmu dimulai dari label
Satu lagi, kalian pasti sering melihat label bertuliskan dermatologically tested atau clinically proven kan ya? Apakah kalian tahu apa perbedaannya? Dermatologically tested berarti produk tersebut telah melalui beberapa tahapan tes pada responden secara sukarela di bawah pengawasan ahli kulit (dermatolog) tapi hasilnya tidak di publikasikan hanya di uji coba saja 😁, kalau clinically proven berarti produk tersebut sudah melalui uji klinik yang sama dan lulus test. Jadi kalian lebih memilih yang mana? Meskipun sudah teruji secara dermatologis, bukan berarti sebuah produk direkomendasikan oleh dermatologis, lho.
Itu sebabnya saya menyarankan kalian untuk belajar mengenal sedikit demi sedikit label produk yang kalian gunakan, agar tidak langsung mengamini semua klaim atau label yang diberikan. Karena apa yang ditulis di label kemasan tidak selalu akurat. Produsen mungkin menggunakan istilah khusus untuk keperluan pemasaran, dan istilah yang sama bisa jadi punya arti berbeda pada produk yang beda. Misalnya produk tersebut menulis klaim paraben-free atau sulfat-free, padahal bisa saja produk tersebut malah mengandung bahan yang lebih berbahaya untuk menggantikan peran paraben sebagai pengawet.
Gimana kalian sekarang sudah ada bayangan seperti apa cara menerapkan sustainable beauty bukan? Dimulai dari hal paling sederhana yaitu kenali produk kecantikanmu dimulai dari label produk kecantikan yang sedang kalian gunakan. Atau malah kalian sudah menerapkan sustainable beauty sejak lama? Komen dan Share Your Sustainable Beauty and Wellness Story donk di kolom komen😍
Ngeri banget ya. Ternyata menuju cantik nggak hanya sediaan produknya yang banyak, tapi juga kecerdasan dalam memilih produk skincare. Dulu ketika masih pake tissue, saya mikir keras, berapa banyak sampah tissue kalau tiap bersihin muka habis 2-3 lembar. Sekarang sih udah jarang pake tissue. Nggak pernah ke mana-mana bersihin mukanya langsung sabun muka trus pake toner dipuk-puk ke pipi. Hemat, cairan tonernya gak banyak keserap sama tiasue hehe
ReplyDeletetissue aku jarang pakai mbak, yang sering itu tissue basah sama kapas :( nah kapas tuh aku udah ganti ke reuseable cotton pad, tinggal tissue basah nih yang belum bisa pindah :(
DeleteWah selain untuk menimimalisir dampak negati utk kulit sustainable beauty juga menciptakan produk yang aman bagi tubuh dan juga aman untuk lingkungan keren banget
ReplyDeletetujuannya sustainable beauty tuh begitu mba, jadi bagus untuk kita juga lingkungan, tapi menerapkannya ga semudah mengucapkannya :(
DeleteYap, sepakaatt mba
ReplyDeletememahami ingredients ini penting bgt buat yg mau beli skicare/produk perawatan wajah/tubuh.
Jangan sampe malah jadi ZONK, bukannya jadi cantik glowing paripurna, ehh malah kena efek bahan2 kimia berbahaya. NGERI :(
selain bahaya buat tubuh, bahaya juga buat lingkungan :( makanya perlu pintar2 baca label kemasan produk kecantikan
DeleteSustainable beauty - istilah baru nih buat saya.
ReplyDeleteSekarang memang sudah urgent untuk memikirkan keberlanjutan (sustainability ya), supaya alam kita membaik.
bener mba, sedih ngebayangin bumi tempat anak kita 50 tahun kemudian bagaimana rupanya kalau sekarang aja udah begini :(
DeleteMantap kak next aku bakalan lebih teliti lagi dalam memilih produk
ReplyDeleteharus itu :) kalau bisa sekalian di terapkan gaya hidup sustainable beauty ya, ganti kapas dan tissue dengan reusable cotton pad atau handuk
DeleteBeauty blogger harus lebih aware nih dalam penggunaan alat kosmetik. Meski kita tidak menggunakannya, tapi paling tidak mempengaruhi orang lain kan ya...harus makin bijak dalam memilih produk kecantikan
ReplyDeleteiya mbak, karena saya niche blog saya beauty maka saya merasa harus andil mengajak pembaca blog untuk sedikit banyak berpikir untuk menjalani sustainable beauty :)
DeletePenjelasan soal sustainability dalam beauty industry dijelaskan dengan sangat lengkap mba.aku pun sekarang jg kalo mau beli produk gak asal beli. Tapi make sure apakah ada bahan kandungan yang gak ramah lingkungan. Trs aku jg senang banget sekarang makin banyak produk yg menerapkan kebijakan untuk mengembalikan kemasan agar bisa diolah lagi.
ReplyDeletebener mba, selain mencegah hal tidak diinginkan terjadi pada kulit dan tubuh kita, kita juga bisa menjaga lingkungan kita :)
DeleteSaya kalau lihat produk skincare sekarang memang lebih fokus ke bahan2nya karena gak semua bahan itu alami dan ramah lingkungan, begitu juga kemasannya kalau bisa pilih yang ramah lingkungan juga
ReplyDeletebener mba, kalau perusahaan yang peduli lingkungan pasti memilih bahan plastik yang biodegradable, walaupun lebih mahal tapi demi kelangsungan bumi yang lebih baik kan ya :)
DeleteSesuatu yg baru.buat saya. Selama ini kalau beli produk apapun termasuk kosmetik saya hanya melihat 3 hal, kehalalannya, BPOM terdaftar atau tidak, dan terakhir adalah masa kadaluarsanya.
ReplyDeleteTernyata tak semuda itu Ferguzo!
Makasih shre infonya ya, sangat menginspirasi.
panjang sebenarnya mba, ngebahas 1 hal aja bisa bikin jurnal sendiri, misalnya bahan berbahaya pada produk kecantikan wkwkwk makanya aku cuma bahas dikit2, eh taunya panjang juga akhirnya :)
DeleteOh iya, di mini market saya banyak melihat maskara, dsb dalam kemasan plastik. Bukan botol plastik, tapi ya sachet gitu. Bagaimana dengan ketahanan produknya ya. Kalau PR untuk saya sih soal mask sheet. Sebelumnya suka pakai tapi trus mikir-mikir ini sheet bekasnya gimana. Belum lagi pembungkusnya memang susah terurai.
ReplyDeleteiya mba, itu yang saya maksud di postingan saya, ketahanan produknya sih oke, kan mereka sudah perhitungkan, maksimal bisa di pakai sekian kali :) yang jadi masalah itu kemasannya, biasa pakai mascara satu tube 6 bulan, ini bisa sebulan sekali ganti :( karena kemasannya kecil jadi cepet abis.
Deletekalau sheet mask, sekarang ada capsul kan mba, yang dikemas kayak pil itu, dikasih toner atau essence nanti mengembang jadi masker sendiri :) atau kalau mau pilih yang satu kemasan isinya banyak kayak tissue basah jadinya heheee biasanya brand jepang yang sudah menerapkan produk begitu
Nah karena bahan yang terkandung di dalam setiap skinker ini aku gak paham, inilah alasana aku gak pernah beli online, teh..
ReplyDeleteAku lebih seneng dateng sendiri ke gerainya dan menanyakan berbagai hal. Dan yang paling asik, aku suka megang stiap kemasannya, hihi...((padahal skinkerku dominan Innisfree sama Natrep doank...gak bisa pindah ke yang lain))
tapi sejak pandemi ga boleh ada sample atau tester yang di pajang teh :) jadi semua harus online kalau offline sekalipun ga bisa rasain langsung atau cium2 baunya wkwkwkk
DeleteOh kemarin masih bisa dirasain, teh..
DeleteDisediakan cotton bud baru lalu boleh dioleskan ke punggun tangan.
Dengan menggunakan skincare yang terbuat dari bahan alami, kita sebenarnya juga menyayangi diri sendiri yaah..
aku udah lama nggak ke mall teh, udha setahun sejak pandemi wkwwk trus tau infonya dari email, kl sekarang ga boleh colek2 dan tester di tiadakan :) itu yg email brand Innisfree sama lancome heheee
DeleteNah iya niih...teh, aku penasaran sama Lancome.
DeleteTapi sayang, pas ke gerainya, pelayanannya kurang memuaskan euuii~
Kalau untuk reusable product ini, Innisfree sejauh ini masih konsisten yaa.. Menerima botol kosong dan bahkan dapet mechandise limited edition kalau sedang beruntung.
Hihii..
wah kenapa teh? perasaan kalau ke Lancome pelayanannya bagus loh, tapi agak heran, kl belanja sampelnya dikit, kalau ga belanja malah dikasi sample banyak hahahaa
DeleteNah senang mampir di sini karena info kecantikan bisa kuperoleh dengan mudah bahkan dengan bahasa yang mudah kupahami
ReplyDeletewaaah terima kasih mba, semoga ga bosen mampir sini ya mba :)
Deletepenggunaan bahan natural memang sekarang makin banyak digemari ya mba... karena memang bagus dan juga baik untuk lingkungan. Plus packaging yang 3R
ReplyDeleteiya mba tapi belum semua perusahaan seperti itu, tapi seenggaknya udah mulai bergerak, lumayan lah ya mba :)
Deleteduuh...aku masih kurang banget nih terapkan gaya hidup ramah lingkungan, masih menggunakan bahan2 sekali pakai. Terima kasih sudah diingatkan ya mba..
ReplyDeletebukan dalam hal produk kecantikan saja sih mba sustainable tuh, kayak cara membuang minyak bekas gorengan juga ada caranya :) nggak sembarangan, luas kalau bicara tentang sustainable tuh tapi karena blog aku nichenya beauty aku bahasnya dari sisi kecantikan jadinya hehehee
DeleteIntinya gak boleh asal comot aja ya Mbak, apalagi tuk kulit, duuhh salah dikit bisa berabe urusannya.
ReplyDeleteNoted nih mulai sekarang harus lebih teliti lagi sebelum membeli.
ya betul, pelan2 belajar membaca label kemasan dulu :)
DeleteHalo mba WInda, terima kasih telah mengingkat. Biar kita nggak sekedar asal pakai produk kecanitikan saja tapi perlu juga menerapkan gaya hidup yang ramah ligkungan
ReplyDeleteselain menjaga bumi untuk anak cucu, bisa terhindar dari bahaya bahan berbahaya pada kosmetik juga mba :)
DeleteNambah ilmu tentang sustainable beauty setelah membaca tulisan mba Winda. Saya biasanya juga hanya memperhatikan BPOM, halal, dan tanda kemasan yg dapat didaur ulang, serta ga berani memakai produk yang ada kalimat dapat memutihkan kulit wajah, dijamin kulit sy gatel, sebab masih suka panaas2 dan produk seperti itu biasanya anti panas matahari langsung ya.
ReplyDeleteCantik iya, lingkungan jg harus tetap aman dari kemasan produk yg dipakai ya.
untuk kalimat memutihkan, sebenernya BPOM sudah melarang penggunaan kata tersebut mba, diganti menjadi mencerahkan :) kalau masalah panas ke kulit dan tidak oleh terkena panas matahari langsung, itu gimana bahan bakunya.
DeleteKalau vit C yang mencerahkan, itu masih aman, kalau AHA BHA iya sebaiknya menggunakan sunscreen karena membuat kulit lebih sensitif, makanya di sarankan menggunakan sunscreen :)
Nah iya, penting sekali mengenali produk kecantikan yang akan kita gunakan. Jangan sampai niatnya ingin keliatan cantik malah bisa merusak kulit wajah
ReplyDeleteherannya kok krim kiloan masih marak ya mbak :( kalau semuanya sudah teredukasi seharusnya ga ada yang beli kan ya
DeleteMemandang bumi yang sudah semakin tua, dan banyak kerusakan alam yang terjadi, tidak ada istilah terlambat bagi kita untuk lebih peduli pada lingkungan ini di berbagai bidang kehidupan kita....
ReplyDeletebetul teh :) kalau saya kan niche blognya beauty, jadi saya coba mengankat sustainable nya dalam hal beauty hehee
DeleteMakin marak banget produk kecantikan yang ramah lingkungan. Dan hal2 kecil seperti pemilihan label menjadi reminder buat kita semua yaa.
ReplyDeleteMau cantik aja gampang, tapi cantik diri plus peduli cantik lingkungan akan merasa lebih cantik dan kereen ya wiin.
betul teh, itu label di botol sebenernya bukan iseng2 di tempel hahahaa buat di baca juga, tapi sayangnya kita sebagai konsumen kurang aware dan peduli
DeleteWah iya ya, selama ini ngiranya kalau bentuk sachet kek sample bisa hemat di kita kali2 gk cocok sama produknya tp jd problem saat kemasannya itu jd nambah2in sampah huhu
ReplyDeleteyes memilih produk kecantikan dengan mengecek labelnya tu wajib banget ya mbak, kudu teliti
sebenernya ga papa mbak, memang perlu juga coba2 sebelum beli full sizenya, tp kok makin kesini makin aneh trendnya, lipstick dan maskara dalam sachet hahahaa
DeleteSekarang ini banyak produk luar negri berdatangan .kita harus selektif banget memilih kosmetik yang akan berdampak pada kesehatan kulit wajah kita.
ReplyDeletesebenarnya ga masalah sih mba, asal masuk ke Indonesia melalui alur resmi, jadi bisa mengantongi ijin BPOM :)
DeleteNah iya, kita bisa merawat kelestarian lingkungan dari porsi masing-masing. Untuk yang sering menggunakan produk kecantikan juga harus memperhatikan produk serta kemasannya agar bisa terus ikut menjaga kelestarian lingkungan.
ReplyDeleteiya mba, saya mengangkat tema sustainable beauty ini niche blog saya beauty :)
DeleteKalau saya sedang berusaha mengurangi pemakaian sheet mask Mbak. Karena memang plastiknya susah terurai. Dan bekas masknya juga saya nggak paham nih sepertinya lama juga terurainya
ReplyDeletesama mbak :) tapi sekarang sudah mulai banyak brand yang mengeluarkan sheet mask dalam kemasan banyak mba, jadi kayak tissue basah gitu hehehe satu kemasan isinya belasan sampai puluhan, kalau mau coba ada yg namanya Maybena atau Kracie
DeleteIstilah baru nih mba Sustainable beauty, banyak sekali yang bisa dipelajari ternyata ya mulai dari label ini mba Wind. Makasih mba Wind, melek nih jadinya.
ReplyDeletesemoga pesan saya tersampaikan ya mba :) karena niche blog saya beauty jadi saya angkatnya dari sisi beauty aja hehee padahal di semua aspek bisa banget di terapkan sustainable tuh
DeleteJadi belajar memahami logo-logo yang terdapat dalam kemasaan sebuah produk kecantikan. Bagaimanapun kita sebagai pengguna yang telah mendapatkan manfaat terbaik, harus memahami bahwa produk yang kita pakai ramah lingkungan, baik dari bahan dasar kosmetiknya atau kemasaannya ya
ReplyDeletebetul mba, jadi nggak asal coba2 :) salah2 kulit kita bisa rusak, belum lagi lingkungan kita, kasihan anak dan cucu kita kelak
Deletesoal sustainable ini mba, aku sampe menghubungi salah satu brnad skincare di Indonesia yang awalnya cuma klinik kecantikan karena aku pakai dan beli setiap bula, sedih aja mereka ngga ada program peduli lingkungan lewat kemasannya tersebut. sementara bisa 6 jar tiap bulan ku habiskan.
ReplyDeletewaw, sebulan 6 jar? pasti cocok banget ya mba sampai habis sebanyak itu, trus sekarang masih pakai produknya mba?
Deleteaku tuh senang sekali lho banyak byuti blogger vlogger dan influencer yang angkat isu tentang hal ini, karena meskipun terlihat sepele, nggak semua orang bisa membaca label dan paham komposisi produk skincare favoritnya
ReplyDeletebetul, seharusnya sih pesan kamu tersampaikan ya, minimal googling buat cari tahu, kalau memang nggak tau :)
DeleteSalah satu hal yang harus dicek untuk produk kecantikan adalah paraben. Karena sangat berbahaya untuk kulit di masa depan.
ReplyDeletebetul mba, walau belum ada jurnal yang secara khusus menyebutkan kalau paraben itu berbahaya, sejauh ini yang menjadi kontroversi adalah jumlahnya :)
DeleteAku juga sekarang pelan2 lagi coba beralih ke sustainable beauty ci. Uda pake reusable cotton pads. Trus untuk ingredients paraben aku baca beberapa artikel malah sebenarnya paraben itu masih termasuk bahan pengawet yang safe. Jadi bingung hahaha
ReplyDeleteseperti yang aku tulis di atas Mels, paraben itu sebenarnya aman, karena sebenarnya fungsinya untuk menjaga skincare dari bakteri, tapi dalam dosis tertentu bila terserap tubuh akan menjadi tidak aman, memang setiap produk yang kita pakai dosis paraben dan turunananya masih aman.
DeleteTapi kalau semua produk yang kita pakai ada parabennya, apakah tetep aman? karena jumlahnya pastinya jadi makin banyak kan ya? Itu cuma spekulasi aku aja sih, makanya aku bilang paraben tuh masih jadi perdebatan sengit di dunia skincare hahahaa
Aku tuh malah jadi kepikiran bikin sendiri gitu masker-masker dari bahan-bahan alami yg gampang kita beli di tukang sayur hehehe. Biar makin cantik alami sekaligus merawat alam supaya senantiasa terjaga kelestariannya
ReplyDeletetapi nggak semua bisa di jadikan masker loh :) ada aturannya, karena kalau salah bisa2 kulit malah iritasi :) kayak penggunaaan lemon langsung ke kulit yang pernah heboh itu hehehe
Deletesebenernya jujur aku sendiri masih ga terlalu merhatiin tentang sustainable atau enggak nya dari suatu produk sih, mungkin harus lebih peduli ya sekarang :""
ReplyDeletemungkin karena aku udah ibu2 kali ya hahaa jadi sejak punya anak, aku mulai mikir macem2 termasuk tentang isu sustainable ini
DeleteKalau sustainable fashion aku sudah kenal lama, kalau sustainable beauty jujur aku baru kenal akhir-akhir ini ce pas cobain sampo Aromatica. Kaya ce Mels di atas aku kayanya juga mau coba pelan-pelan belajar, salah satunya pakai reusable cotton pads.
ReplyDeletekalau masker aku sekarang banyak milih pakai masker DIY hahaa tapi yang susah tuh kapas euy, soalnya aku kurang sreg pakai cotton pad :(
DeleteAku jg sudah setahun ini ga pakai kapas lgi tpi pakai cottonpad jg ci. Sebenarnya produk kecantikan kalau mau alami mmg pakai sawit jg ya tpi sayangnya jdi banyak bakar hutan. Mmg si masi banyak bahan lain jg. Smoga produsen jg segera beralih yg alami dan ga merusak lingkungan
ReplyDeletenah isu kebakaran hutan ini kayaknya tiap tahun ga abis2 ya, sampai negara tetangga yg kena asapnya juga rame mulu hahaaa
DeleteAku paling suka jika membahas kandungan atau bahan pada skincare karena kandungan pada skincare penting banget untuk kita ketahui sebelum memilih skincare
ReplyDeletebener, tapi kalau nggak paham, googling aja, sekarang banyak kok website yang menyediakan pemahaman tentang kandungan skincare :)
DeleteJujur gw ga pernah segitu perhatiannta sama produk2 yg gw pake. Gw cm mikir cocok atw engga. Hahah. Dan gw baru tay donk kalo parfum unscented itu adalah parfum berbau yg dikasi bau yg tidak berbau (hoalah) wkwkwk
ReplyDeletehahahaa iya, aku juga awalnya gitu, tapi makin tua kok makin kepikiran sama anak cucu :( akhirnya mulai pelan2 coba nerapin gaya hidup sustainable di kehidupan sehari2
Delete